Friday, April 17, 2015

Drama Tragedi Trisakti 1998 (Unjuk Rasa Mahasiswa)



TRAGEDI TRISAKTI
Pemeran:
-       Pak Soeharto: Andre
-       Pak Habibie: Yudhistira
-       Ajudan: Putri
-       Perwakilan Menteri: Hamka
-       Perwakilan Ulama: Doni
-       Tokoh Masyarakat: Yola
-       Mahasiswa 1: Mila
-       Mahasiswa 2: Wayan
-       Mahasiswa 3: Hanifa
-       Mahasiswa lain: Yanti, Vira, Panca, Komang, Ketut
-       Hery: Rimba
-       Hafidhin: Agita
-       Ketua: Retma
-       Hendriawan: Susan
-       Aparat 1: Nanang
-       Aparat 2: Rama
-       Aparat lain: Ummu, Aulia, Vani, Estri, Farida, Astrilia, Usman
-       Komandan: Apit
-       Ketua MPR: Zulia



Assalamualaikum wr.wb
            Pada mei 1998, Indonesia mengalami pukulan terberat krisis ekonomi yang menerpa Asia Timur. Meningkatnya inflasi dan pengangguran menciptakan penderitaan di mana-mana. Ketidakpuasan terhadap pemerintah yang lamban dan merajalelanya korupsi juga meningkat. April 1998 segera setelah Suharto terpilih kembali sebagai presiden, mahasiswa dari berbagai Universitas di seluruh tanah air menyelenggarakan demonstrasi besar-besaran. Mereka menuntut pemilu ulang dan tindakan efektif pemerintah untuk mengatasi krisis. Ini adalah insiden terbaru, ketika mahasiswa Indonesia meneriakkan aspirasi rakyat dan dipukuli karena dianggap menimbulkan kekacaun.


Gerakan Mahasiswa di Indonesia

(12 mei 1998-17 desember 1998)



 10 Mei 1998

Mahasiswa 2: Hei Hei .. (memasuki halaman Universitas dengan lari tergopoh-gopoh)
            Ketua dan lain-lain sedang mendiskusikan tugas di halaman
Mahasiswa 1: Ada apa? Kenapa kau berlari seperti itu?
Mahasiswa 2: Hosh hoshhh. Aku baru saja melihat televisi di warung depan. Suharto terpilih lagi menjadi presiden!
Mahasiswa 1: Benar begitu?!
Mahasiswa 2: Iya.
Mahasiswa 3: Gila! Ini benar-benar situasi rumit! Kawan, sudah lelah kita dipimpin oleh pemerintahan kolot seperti dia!!! Hah! Aku benar-benar tak habis pikir!
Ketua: Suharto dipilih lagi oleh para perut besar itu?! Ya Allah! Ini benar-benar sudah menyalahi aturan. Kita harus segera berontak!!
Mahasiswa 1: Apa yang harus kita lakukan sekarang?
Ketua: Tidak ada cara lain lagi.
Mahasiswa 2: Sejujurnya , kita lelah dengan semua ini. Pemerintah yang tak pernah memperhatikan nasib rakyat di berbagai wilayah menjadi bukti. Saya merasa kasihan melihat mereka. (tatapan muka sedih)
Hery: Itu benar. Kita harus segera berontak!
Ketua: Siapkan poster dan perlengkapan lainnya kecuali senjata tajam. Tanggal 12 mei nanti kita semua berkumpul di halaman Universitas ini untuk berdemo. Apa yang kita lakukan nanti yang pasti untuk masa depan Indonesia.
Hafidhin: Kenapa tidak boleh membawa senjata tajam?
Ketua: Niat kita hanya untuk berdemo, bukan untuk membunuh. Kita hanya menyampaikan aspirasi untuk meruntuhkan rezim kakek tua biadab itu.
Hafidhin: Oke. Nanti aku, Elang, Hery, dan Hendriawan Sie akan mempersiapkan poster.
Ketua: Baiklah. Dan untuk mahasiswa lain, hubungi anak-anak dari Universitas di seluruh Indonesia untuk melakukan demonstrasi bersama.
Seluruh mahasiswa: Baik.

11 Mei 1998

Saat mentari belum sepenuhnya bangun dari peraduan, seluruh mahasiswa Trisakti sudah berkumpul di halaman kampus. Poster-poster dan suara-suara mahasiswa yang dituangkan dalam tulisan tangan rapuh menjadi saksi bisu kekecewaan mahasiswa kepada para wakil rakyat. Tujuan mereka hanya satu. Mereka hanya ingin membangun Negara Indonesia menjadi Negara demokrasi.
Mahasiswa 3: Selamat pagi semuanya.
Mahasiswa: Pagi.
Mahasiswa 1: Sesuai dengan perjanjian kemarin, kita semua berkumpul di halaman Universitas ini untuk berdemo menuntut agar Suharto turun dari kursi pemerintahan.
Mahasiswa 2: Ya, demo yang kita lakukan ini bukan untuk aksi sepele. Hari ini masa depan bangsa ada di tangan kita semua.
Ketua: Apapun hasil yang telah kita capai, yang pasti kita hanya ingin keselamatan. Apakah kalian semua siap untuk berdemo?! Apakah kalian semua siap untuk masa depan bangsa?! Apakah kalian siap untuk mengorbankan nyawa kalian, jika terjadi sesuatu?!
Mahasiswa: Siap!!!
Hery: Bagaimana dengan perlengkapaan yang dibutuhkan?
Hafidhin: Seluruh bahan perlengkapan sudah siap.
Ketua: Bagus. Kita tinggal meminta izin kepada aparat untuk berdemo. Ayo!
Hendriawan: Ayo. Kita berdua saja.
……………………………
Hendriawan: Pak, maaf menggangu waktu bapak. Kedatangan kami kemari untuk meminta izin bapak untuk berdemo di halaman gedung MPR.
Aparat 1: Apa? Bukankah Kepala Universitas Trisakti sudah mengatakan, bahwa kalian hanya boleh berdemonstasi di halaman Universitas saja.
Ketua: Iya sudah. Kami sudah mendengar penjelasan dari bapak Kepala Universitas. Tapi ini masalah Hak asasi manusia pak. Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami. Kami hanya ingin berdemo di depan gedung MPR agar para wakil rakyat bisa langsung mendengar kami! Kami tidak ingin dikekang!
Aparat 2: Sesuai anjuran atasan kami, kalian hanya boleh berdemo di halaman Universitas. Tidak boleh melanggar lebih dari itu. Atau kalian akan tahu akibatnya nanti.
Hafidhin: Apapun yang akan bapak nyatakan, kami akan membantah jika hal itu memaksa kami untuk melakukan sesuatu. Kita lihat saja besok.

12 Mei 1998

(Halaman gedung MPR)
Ketua: NIAT KAMI BAIK UNTUK MENYAMPAIKAN ASPIRASI!
Mahasiswa 2 (diikuti oleh mahasiswa lain): TURUN SUHARTO! TURUN SUHARTO! TURUN SUHARTO SEKARANG JUGA!
Aparat 1: Jika mahasiswa bertindak lebih dari ini, kita harus cepat melakukan sesuatu. (berbisik kepada kawannya)
Aparat 2: Iya. Komandan juga menyatakan hal yang sama.
Ketua: KAMI INGIN BERDEMO DI DEPAN GEDUNG MPR!
Aparat 1: Apa yang akan menjadi tanggung jawab kami akan terus kami emban. Kalian tetap tidak boleh berdemo di depan gedung MPR.
Hery: Maafkan kami, jika kami membantah bapak pelindung masyarakat!
Ketua: Siap-siap bergerak kawan! Insyaallah kita bisa mewujudkan reformasi! Apa yang kita lakukan hari ini untuk masa depan Indonesia! Untuk anak cucu kita! Panjatkan doa dalam hati! Jangan takut! Ada Tuhan di samping kita! MAJU!!!
DUAR DUARR DDUARRR DUARRRR (tembakan dari aparat menjadi pembuka demonstrasi mahasiswa)

13 Mei 1998

(Di dalam Istana Negara)
Suharto: Sebelumnya assalamualaikum wr. wb (dijawab salam). Terima kasih atas kedatangan anda disini. Tujuan saya untuk mengumpulkan para menteri, tokoh masyarakat, dan para ulama adalah untuk membantu saya dalam mempertahankan pemerintahan 5 tahun mendatang. Pastinya kita semua tahu bahwa para mahasiswa telah berdemo di halaman gedung MPR untuk menurunkan saya dari jabatan presiden. Apa yang mereka sebut dengan korupsi,kolusi,nepotisme dan lain-lain ini tidak sepenuhnya benar. Buktinya banyak masyarakat mayoritas mengatakan bahwa dalam pemerintahan saya, mereka sejahtera. Nah,yang saya inginkan adalah mendapat dukungan dari anda sekalian. Karena anda adalah orang-orang terpercaya yang saya pilih untuk tetap mendampingi saya.
(hening sejenak)
Suharto: (tersenyum kecil) Sudah saya duga, pasti anda sekalian tetap mendukung saya untuk pemerintahan mendatang.
Ulama: Maaf, kami tidak dapat mendukung bapak. Bukan saya membela mahasiswa, tapi ini masalah hati nurani. Saya rela jika saya dibunuh setelah ini. (sambil menundukkan kepalanya)
Tokoh masyarakat: Kami juga. Banyak masyarakat dan mahasiswa mengadu kepada saya bahwasannya mereka menginginkan pemerintahan bapak turun. (menundukkan kepala)
Suharto: Apa?! (Pak Suharto memijit kepalanya yang terasa pusing)
Menteri: Kami juga sudah membuat keputusan pak.
Suharto: Saya yakin kalian akan membantu saya untuk meyakinkan mahasiswa bahwa saya tidak seperti apa yang mereka kira selama ini.
Menteri: Saya dan 13 kementerian lain akan mengundurkan diri. Terima kasih. (menteri meninggalkan ruang utama)
(suasana penuh ketegangan)
Tokoh masyarakat dan ulama: Terima kasih pak. Kami permisi dahulu.
Suharto:Ajudan! (dengan wajah penuh amarah)
Ajudan: Siap!
Suharto: Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apakah saya benar-benar harus mengundurkan diri?!!
Ajudan: Ti..tidak ada jalan lain pak. (dengan wajah penuh kecemasan dan gugup)
Suharto: Saya bahkan baru menjabat presiden bulan lalu.
Ajudan: …..
Suharto: Namun, jika saya terus menjalankan roda pemerintahan siapa yang akan membantu saya?. 14 kementerian sudah mengundurkan diri. Apa saya harus mengangkat para menteri yang baru?. Bahkan, saya tidak memecat mereka. Ini keputusan yang sangat sulit.
Ajudan: Bapak Presiden yang terhormat, jika saya boleh memberi saran, bapak ikuti saja kemauan mahasiswa, selain untuk kebaikan bapak yang saya lihat akhir-akhir ini sering lelah , keputusan bapak pasti dapat membuat mereka mematahkan persepsi bahwa bapak tidak seperti apa yang mereka pikirkan. Lagipula, bukankah ada bapak B.J.Habibie yang nantinya akan menggantikan bapak?
Suharto: BRAKKK! (memukul menja) Jadi kau membela para mahasiswa tengik itu?!
Ajudan: B..Bukan begitu p..pak. Maaf.. maafkan saya. (membungkuk beberapa kali)
Suharto: Saya masih belum rela melepas jabatan saya sebagai kepala Negara dan pemerintahan. (nada bicaranya melunak). Saya tidak ikhlas jika Negara Indonesia yang kaya raya ini jatuh ke tangan B.J.Habibie. (memijit kepalanya). Para mahasiswa itu memang pantas dibunuh!!


14 Mei 1998

DUARRR DUARRRRR
Mahasiswa banyak berjatuhan. Mereka mati syahid dalam membela kebenaran. Pemimpin dari aksi demonstrasi ini menghampiri salah seorang mahasiswa yang masih saja mengumandangkan suara-suara anak bangsa.
Mahasiswa 1: SUARA-SUARA RAKYAT DIBUNGKAM PELURU! PARA DOSEN MERASA SEAKAN TEMBOK BERISI WAJAH-WAJAH TNI! DAN, AKSI DEMONSTRASI MAHASISWA DIJEGAL DENGAN TANK-TANK BESI! BANGKITLAH KAWANKU! AYO KITA MAJU! MERDEKA!
Mahasiswa: Merdeka!!! (Satu Nusa Satu Bangsa’s Song)
Ketua: Berapa banyak korban terlukan dan tewas?
Mahasiswa 1: Ratusan.
Ketua: Dimana mereka dirawat?
Mahasiswa: Di Rumah Sakit Sumber Waras. Mereka sedang mendapat perawatan. Hery, Hafidhin,Elang,dan Hendriawan juga salah satunya.
Ketua: Lanjutkan perjuangan kawan! Saya akan menengok keadaan mereka.
Seluruh Mahasiswa: TURUNKAN SUHARTO! TURUNKAN SUHARTO! TURUNKAN SUHARTO! TURUNKAN SUHARTO SEKARANG JUGA!!
……………………………………………………………………
(Di dalam gedung MPR)
Suharto: Untuk memperhatikan ketentuan pasal 8 dengan itu saya memutuskan untuk menyatakan berhenti. Untuk menghindari kekosongan pemerintahan, posisi presiden akan digantikan oleh wakilnya.
Mahasiswa: Indonesia Merdeka!!!! (mahasiswa bersorak-sorai setelah Suharto turun dari jabatannya)
B.J.Habibie: Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden RI dengan sebaik-baiknya.
Mahasiswa: Indonesia Merdeka!!
Mahasiswa 1: Yang mau tolak Habibie tepuk tangan (prok prok prok) 3X
Mahasiswa 2: Habibie pun tak luput dari tindak KKN! BELIAU JUGA MELAKUKAN KKN! APA KITA INGIN, BANGSA KITA DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN KKN?!
Ketua: Sumpah mahasiswa Indonesia! Kami mahasiswa Indonesia bersumpah! Bertanah air satu! Tanah air tanpa penindasan! Kami mahasiswa Indonesia bersumpah! Berbangsa satu! Bangsa penuh keadilan! Kami mahasiswa Indonesia bersumpah! Berbahasa satu! Bahasa tanpa kebohongan! Hidup rakyat!! HIDUP RAKYAT!!!
(Kembali ke mahasiswa 1 dan mahasiswa 2)
Ketua: Negeri ini dikuasai oleh fasis, militer yang sewenang-wenang menginjak-injak hak rakyat, menginjak-injak kita semua. ABRI! ABRI! Tugasnya dwifungsi! Harusnya melindungi rakyat kini tak ubahnya seperti NAZI! Tidak ubahnya seperti fasis Itali!!. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Tidak berguna. Bubarkan saja (song)


20 Mei 1998

            Seminggu kemudian mahasiswa berhasil menduduki gedung MPR tanpa perlawanan berarti dari aparat keamanan.
DUARRR DUARRRRR
Ketua: Hari ini kita berhasil menduduki gedung MPR. Namun, selain membawa berita menggembirakan ini, ada hal lain yang tak kalah menyedihkan. Ke empat sahabat baik kita Hery, Hafidhin,Elang,dan Hendriawan meninggal di rumah sakit Sumber Waras karena tertembak peluru karet. Kemarin, setelah saya sampai di rumah sakit, tubuh mereka sudah tertutupi selimut. Mari kawan kita doakan mereka di hari Kebangkitan Nasional ini. Kawan, kita lanjutkan perjuangan yang telah mereka bayar dengan nyawa. Kita harus bisa bangkit! Jangan takut untuk mati! Ingatlah, bawa Tuhan Yang Maha Esa selalu berada di sisi kalian! MERDEKA!!
(Indonesia Raya’s song)

28 Oktober 1998

Komandan: Sersan.
Aparat 2: Siap!
Pemimpin: Kerahkan seluruh serdadu untuk menghadapi demonstrasi mahasiswa.
Aparat 2: Siap!
Komandan : Siapkan juga ribuan peluru karet yang persediaannya semakin menipis.
Aparat 2: Siap!
            Dalam pandangan pihak militer, anak-anak kelas menengah Indonesia ini adalah musuh Negara yang tidak bisa diatur.  Di dalam gedung MPR tengah dilaksanakan Sidang Istimewa, namun beranggotakan era Suharto yang semakin membuat mahasiswa geram.
Mahasiswa: Pasti menang!! Pasti menang! Lawan, lawan,lawan dan menang! Kita semua pasti kan menang!!!!!
(Di dalam gedung MPR)
Ketua MPR: Untuk membahas persiapan pemilu tahun 1999, Sidang Istimewa MPR dibuka!!
(seluruh peserta bertepuk tangan!!)

(Halaman MPR)
Ketua: Sia-sia pengorbanan kami, dibunuh, ditembaki semuanya jika pemerintah tetap tidak menaruh perhatian seinci pun pada kami.
(Gugur Bunga’s song)
Ketua: Ucapan kami tidak pernah digubris oleh pemerintah!!! Kami benci! Kami benci terhadap siapapun yang tidak diajari untuk menghargai pendapat orang lain! Kami dibunuh! Kami ditembaki!!
(Satu Nusa Satu Bangsa’s song)
  
12 November 1998

Ketua: Siapkan bus-bus umum untuk mengangkut mahasiswa lain ke halaman gedung MPR. Besok hari terakhir Sidang Paripurna.
Mahasiswa: Baik.

13 November 1998
             
Sepanjang sidang istimewa mahasiswa terus turun ke jalan. Pada hari ini mahasiswa berusaha menembus garis batas 2 km dari gedung MPR dan harus menghadapi pemukulan yang semakin kerap dan brutal. Malam semakin larut, tembakan makin menderas dan korban semakin berjatuhan
Ketua+Mahasiswa: PEMBUNUH!! PEMBUNUH!!!
DUARRR DARRRRR DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRR
BRUKKK
BRKKKK
BRKKKK (mahasiswa banyak yang tewas)
Aparat: Kita menang!! Kita menang!
Ayah seorang mahasiswa: Karena anak laki-laki saya terbunuh! Saya ingin mengatakan kepada kalian. Para pejuang muda, jangan berhenti sampai disini!!!!! Lanjutkan perjuangan kalian!!
(Gugur Bunga’s song)
(Kami menang… aparat meneriakkan kami menang terus menerus)
(Mahasiswa memberikan bungaa)
            Drama ini didedikasikan kepada segenap mahasiswa dan rakyat Indonesia yang telah menyumbangkan segalanya, bahkan jiwa mereka untuk berjuang membela kebenaran, keadilan, dan demokrasi. Selamat jalan Elang Mulia Lesmana, Hafidhin Royan, Hery Haryanto, dan Hendriawan Sie 4 mahasiswa Trisakti yang tewas dalam tragedi 1998. Semoga Tuhan memberkati mereka. Dan juga untuk ABRI yang dengan gagah berani berupaya memerangi segala kekuatan yang anarkis, bertempur mati-matian melawan mahasiswa yang bersenjatakan poster dan megafon. Semoga Tuhan mengampuni mereka.
            SELAMAT HARI PAHLAWAN UNTUK SEGENAP LAPISAN BANGSA!


4 comments:

  1. P o k e r' V i t a Memberikan Bonus Promo Bonus TurnOver, di Permainan Poker Online, Domino Online, Capsa, Bandar Kiu-Kiu, Qiu-Qiu, Live Poker, di Agen Poker Online Terpercaya. Bonus Refferal 15%, Minimal Deposit 10rb!! Nikmati Berbagai Permainan Lainnya Seperti: Sabung Ayam Online Terbaik


    HUBUNGI KAMI !!
    WA: 0812.2222.996
    BBM : PKRVITA1 (HURUF BESAR)
    Wechat: pokervitaofficial
    Line: vitapoker

    FESTIFAL POKER 2019

    BANDAR POKER TERPERCAYA

    JUDI POKER ONLINE INDONESIA

    ReplyDelete