Monday, December 28, 2015

[DRAMA PAHLAWAN] SERAGAM TNIku BERSIMBAH DARAH



[DRAMA PAHLAWAN] : SERAGAM TNIku BERSIMBAH DARAH


Scene 1 (Int. Markas Teroris)

Pemain: Militan 1,2,3,4(wanita)

Sore menjelang malam. Kicau burung tak lagi terdengar digantikan suara lolongan anjing yang menggema terpantul tebing. Matahari telah tenggelam di ufuk barat. Langit berwarna kuning kemerahan dan lama kelamaan menjadi gelap sekelam malam. Bintang tak ada yang menghiasa awan sedikitpun. Terlalu takut pada kenyataan. Bahwa sesungguhnya dunia memang tak sanggup lagi menjadi lahan kekerasan di muka bumi ini.

Disinilah kelompok fanatik agamais terlahir. Markas besar ISIS atau yang kita kenal dengan Islamic State Of Irak And Suriah. Bernama kota Hawija. Letaknya 150 kilometer dari selatan Mosul. Dekat dengan dua provinsi Sunni yaitu Anbar dan Kirkuk. Pintu masuk gerbang utama kota ini dibangun markas yang digunakan untuk membicarakan rencana apa yang selanjutnya mereka lakukan.

Terlihat beberapa orang di ruangan itu serius memusyawarahkan sesuatu.

Militan 1: Negara mana lagi yang menjadi incaran kita?
Militan 2: Prancis.
Militan 3: Negara yang dipimpin oleh Holland itu?
Militan 2: Iya.
Militan 3: Aku yakin sekali kita bisa mengalahkan mereka seperti sebelum-sebelumnya. Yah, sebelumnya kita telah berhasil mengkambinghitamkan suku Arab dan Kurdi di Kurdistan pecah. Ingatkah kalian dengan kekuatan militer Kurdistan yang jauh dibawah kekuatan kita? Aku ingin tertawa jika mengingatnya.
Militan 2: Jangan menyepelekan kekuatan militer negara saingan kita, apalagi Prancis. Negara mereka masuk ke dalam kekuatan militer terbesar di dunia tahun ini. Kita harus tetap waspada.
Militan 1: Tak ada lagi yang perlu diwaspadai. Aku sudah muak melihat mereka masih berkeliarkan bebas di sekitar kita. Maksudku, Prancis bersekutu dengan Amerika Serikat dan mereka sudah kita putuskan menjadi musuh utama kita. Kita tak perlu segan menghancurkan mereka, kalau perlu sampai tak tersisa.
Militan 2: Benar, itu memang tujuan utama kita. Sudah menjadi rahasia umum jika dulu Amerika Serikat selalu memperlakukan kita layaknya budak. Kini sudah saatnya kita membalas dendam.
Militan 4 (wanita): Agenda balas dendam ini telah kuresapi hingga darah dagingku. Mereka harus membayar kematian suami dan anakku.
Militan 1: Kita harus menyusun rencana matang agar penyerangan kali ini berjalan tanpa hambatan.
Militan 3: Bagaimana jika dua hari lagi? Kudengar dua hari lagi, sebuah band terkenal mengadakan konser disana dan pada hari yang sama diadakan pertandingan sepakbola persahabatan antara Negara Jerman dan Prancis. Otomatis massa banyak berkumpul di kedua tempat itu. Tempat seramai itu bagus dijadikan wilayah penembakan.
Militan 2: Informasi yang bagus. Setelah ini kita harus menghubungi orang kita untuk dikirim ke sana. Beritahu mereka untuk melakukan serangan secara hati-hati agar tidak terlalu mencolok, setelahnya lakukan seperti biasa.
Militan 1,3,4: Baik.
Militan 1: Setelah Prancis negara mana lagi yang menjadi incaran kita?
Militan 2: Indonesia. Tak usah memikirkan negara lain dahulu, sekarang waktunya kita fokus pada Negara Prancis.
Militan 4: Negara berpenduduk islam terbesar di dunia itu?
Militan 3: Kau benar sekali. Aku menganalisis, ini akan berlangsung sengit.
Militan 2: Akupun merasakan hal yang sama.

Scene 2 (Int. Ruang Keluarga)

Pemain: Arti, Mak Ijah

Sore itu, Arti baru saja pulang dari kampus tempatnya menuntut ilmu. Arti merasa tas ransel yang digendongnya terasa dua kali lebih berat dari biasanya. Entah ia yang merasa terlalu kecapaian atau bagaimana. Yang pasti sekarang ia hanya ingin beristirahat.

Arti: (meraih televon genggam yang ia simpan di saku belakang) (mengotak atik HP) (tidak menemukan satupun pesan singkat atau missed call) VO- Dasar! Apa enaknya punya kekasih tentara? Hufhh.. dia tak pernah mengabariku satu minggu belakangan ini. (memanyunkan bibir) VO- eh tapi iya sih. Diakan memang jarang memegang HP. Err apa dia lupa padaku ya? Tidak! Tidak mungkin. Arti tetaplah berpikir positif.....(memukul kepalanya) (mengambil remot) (mengganti channel televisi) (channelnya berhenti pada salah satu stasiun televisi)
(SUARA BERITA)
Arti: Ya Tuhan. ISIS kejam sekali... bagaimana ada makhluk sejahat mereka di muka bumi ini... Prancis pasti sangat berduka.
Mak Ijah: (masuk panggung) Non...Kalau non Arti mau mandi bibi sudah siapkan air panas non. (menunjuk kamar mandi) Bibi mau belanja ke supermarket dulu non. Sayur dan buah-buahan di kulkas sudah habis. Bibi pergi dulu ya non ...(keluar panggung).
Arti: Iya bi. Terima kasih. Uhh, bibi kok tahu ya aku butuh air. Tapi emang sih.. (mencium keteknya) kenapa aku bau sekali?!. Aku harus mandi!  (berjalan keluar panggung)


Scene 3 (Int. Markas Besar TNI)

Pemain: Panglima, Anggota-anggota TNI. 

Sedangkan malam itu di markas besar TNI, semua anggota dari mulai angkatan darat, laut dan udara dikumpulkan untuk diberikan informasi dan pengarahan berkaitan dengan meningkatnya aksi terorisme yang mulai menghantui Indonesia.

Panglima TNI: Malam semua!
TNI: Malam!
Panglima TNI: Kepala BIN telah memberikan informasi bahwa hackers yang mengatasnamakan dirinya ‘Anonymous’ telah mengobrak abrik pola pertahanan ‘tak terlihat’ ISIS. Kepala BIN menyatakan bahwa cepat atau lambat, ISIS akan segera menyerang Indonesia khusunya di daerah-daerah pondok pesantren. Sudah menjadi kewajiban hidup dan mati kita untuk mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia dari aksi terorisme. Apakah kalian semua siap?!
TNI: Siap!
Panglima TNI: Isu ini berkembang di masyarakat tanpa klarifikasi, maka dari itu kita harus membuktikan bahwa kita mampu menjaga NKRI ini seutuh-utuhnya tanpa terkecuali.
TNI: Siap!
Panglima TNI: Kita harus belajar dari serangan Prancis oleh ISIS kemarin. Banyak korban tewas serta banyak juga anak-anak yang harus rela kehilangan kedua orang tuanya. Jangan sampai peristiwa yang sama terjadi pada Indonesia. Mulai besok kita harus tingkatkan intensitas latihan kita.
TNI: Siap!
Panglima TNI: Cukup itu saja informasi singkat hari ini, sekarang kalian boleh kembali ke tempat masing-masing.
TNI: Siap!

Scene 4 (Eks. Taman)

Pemain: Arti, Bima, dll. 

Matahari bersinar begitu terik tepat diatas ubun-ubun. Udara panas luar biasa karena telah memasuki awal musim kemarau. Tapi tidak untuk sepasang anak adam yang tengah memadu kasih di pinggiran danau. Perjalanan dari kampung halaman mereka sampai tiba di danau itu ditempuh dalam waktu 10 menit. Walau begitu, tetap saja terasa sangat melelahkan bagi si wanita, kalau si pria sudah terbiasa berjalan kaki bahkan lebih karena dirinya sering latihan fisik saat masih bertugas.


Arti: Kamu bawa aku jalan jauh banget dari rumah. Kenapa enggak pake motor atau mobil? Kan lebih nyaman.
Bima: Hehe, maaf ya... aku cuma ingin menghabiskan waktu kita berdua seharian ini. Mumpung masih hari raya idul fitri jadi aku masih diberi waktu libur. Kalau menunggu sampai 2 hari lagi, aku sudah kembali bertugas jadi enggak bisa.
Arti: Iya ya.. Hummm ngomongin libur aku kadang kangen loh liburan bareng kamu maen ke pantai gitu kan seru tuh ngajak orang tua kita sama adikku juga. Kayaknya udah jarang banget..
Bima: Iya ya, kapan-kapan. Aku bakal ajak kamu jalan-jalan lagi kok. Err tapi enggak sekarang ya. Ehehehhe.
Arti: (senyum kecil) Aku cuma bercanda kok. Lagian keluar berdua bareng sama kamu gini aku udah bahagia. Sunyi, sepi cuma kita berdua. Keliatannya sih, cuma di pinggir danau tapi aku bakal dedikasiin deh kalau danau ini jadi tempat terindah nomor satu di dunia! Hiihihi...
Bima: Kamu bisa aja.. (senyum kecil). Oh iya, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.
Arti: Hm, ngomong apa?
Bima: Arti, aku mau minta maaf selama ini jika aku sering ninggalin kamu. Aku juga jarang menghubungi kamu. Aku hampir enggak pernah ada di samping kamu setiap hari. Aku juga bukan orang yang romantis. Aku cuma orang biasa, yang enggak bisa ngajak kamu pergi ke restoran mewah di kota. Aku hanya bisa ajak kamu kesini. Kuharap kamu enggak kecewa...
Arti: ............ maksud kamu apa?
Bima: Kamu tahu ISIS kan? Kamu sering lihat berita kan? Mereka itu kejam. Di belahan bumi utara sana negara-negara sedang memerangi ISIS. Aku tidak menyumpah, tapi pasti suatu saat para terorisme akan datang ke Indonesia. Mereka datang sebagai musuh. Dan aku sebagai anggota TNI Indonesia dituntut harus siap kapanpun. Entah itu siap perang, siap kehilangan, bahkan siap mati. Aku harus menyiapkan mental luar biasa besar untuk menghadapi mereka.
Arti:.........
Bima: Awalnya aku merencanakan bahwa aku akan melamarmu di tepi danau ini. Biarkan danau ini menjadi saksi bisu pertunangan kita. (menggenggam tangan Arti) Kamu mau janji ‘kan sama aku? Jika suatu saat aku masih diberi kesempatan untuk hidup setelah ini maukah kau akan terus mencintaiku hingga akhir hayatku? Terdengar egois memang, tapi bagiku tanpa dirimu aku bukanlah apa-apa.
Arti:.............
Bima: Dan jika suatu saat aku tidak pernah kembali lagi, aku hanya memohon satu permintaan padamu. Carilah penggantiku dan kebahagiaanmu sendiri. Aku tidak bisa menjamin sampai kapan aku akan hidup. Tapi jika memang hal itu terjadi dimana aku pulang hanya tinggal nama saja, akan kuucapkan sekarang bahwa terima kasih Arti kau selalu berada di sampingku selama ini.
Arti: Enggak bisa begitu! Kamu ngomong apa?!
Bima: Arti....
Arti: Aku enggak pernah kecewa kamu itu seperti apa. Aku enggak pernah kecewa walau kamu cuma bisa ketemu sama aku satu tahun sekali. Tapi, Aku pernah kecewa kalau kamu sering enggak ada buat aku dan jarang di samping aku. Tapi itu udah lewat dan aku udah terbiasa dengan semua itu!
Bima: Arti......
Arti: Jangan katakan kematian untuk sekarang. Kamu dan aku masih muda. Kita masih bisa melanjutkan hidup kita setelah ini. Kita akan membentuk keluarga kecil yang bahagia dengan kamu yang jadi kepala keluarganya dan aku yang menjadi ibu rumah tangganya. Pikirkan kebahagiaan masa depan kita Bima. Jangan pikirkan yang lain...
Bima: (memeluk Arti) aku minta maaf Arti... aku sayang kamu.....


Scene 5 (Int. Di dalam rumah-Sofa)

Pemain: Mak Ijah, Arti.

Mak Ijah: (Mak Ijah membangunkan Arti yang mengigaukan nama Bima) Non... Non.... Bangun non....Udah malam waktunya makan malam non. Non... (Mengguncang pelan tubuh Arti).
Arti: Bima.... Hikss... (air mata menetes dari kedua bola matanya)
Mak Ijah: Non..Non Arti! (berteriak di samping telinga)
Arti: Astaghfirullahaladzim! Bibi.. (kaget dan langsung bangun) (celingukan). Loh bibi ngapain disini? (merasakan asin di bibirnya) Loh kok asin ya?.
Mak Ijah: Ya ampun non... Non Arti enggak inget? Tadi non Arti memanggil mas Bima terus sambil nangis. Saya kan khawatir non...
Arti: (melamunkan sesuatu) VO- Jadi, yang tadi itu Cuma mimpi.. Ya Tuhan.. ada apa dengan semua ini? Kenapa aku memimpikan Bima? Kenapa seakan-akan dia akan meninggalku pergi setelah ini? Ya Tuhan.. lindungi dia..
Mak Ijah: Non Arti..
Arti: (terkejut) Eh, iya bi..
Mak Ijah: Non Arti kan melamun lagi. Sudah non, jangan melamun terus nanti kemasukan lho.(menepuk pundak Arti) Non, bibi tinggal masak dulu.
Sepeninggal Mak Ijah, Arti masih saja memikirkan mimpi yang mendatanginya 10 menit yang lalu. Ia merasa de javu. Seakan-akan mimpi tersebut terasa tidak asing dan pernah ia alami. Terhitung sudah hampir ke tiga kalinya dalam seminggu ini ia mengalami mimpi yang sama. Dalam hati kecil terdalam dirinya, ia bertanya-tanya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Bima disana?

Scene 6 (Int. Gudang Peralatan TNI) 

Pemain: Agus, Bima, Dimas, dll

Sesuai perintah Panglima TNI, Bima diberi tugas menjadi komandan saat penyerangan besok. Hari ini Bima dan beberapa anggota TNI lainnya segera mempersiapkan alat-alat yang sering dibawa saat ke lokasi TKP, dari mulai Senjata Sub Mesin MP5 hingga Senapan Serbu SSI.
Bima: (melap senjata)Akhir-akhir ini entah mengapa aku begitu rindu dengan Arti Gus..
Agus: Ckckckck Bro bro.. kau itu malah rindu-rinduan. Kupikir komandan terdisiplin tidak bisa merasakan rindu. Mana rindunya sama pacarnya, bukan sama orang tuanya.. payah kau ini.
Dimas: Kau kira hanya kau saja Bima yang rindu orang terdekat. Akupun begitu. Aku sangat rindu juga pada kedua anakku di rumah. Kalau mereka boleh dibawa ke sini, aku ajak mereka ke sini. Tapi sayangnya itu tidak boleh.
Bima: Sudah-sudah aku minta maaf. Aku yang mulai membicarakan rasa rinduku dengan Arti. Lanjutkan saja membersihkan senjata kalian dan jangan lupa membawa persediaan peluru. Kalau bisa teman yang satu mengingatkan teman yang lain. Jadi, kita semua saling mengingatkan. Dalam keadaan genting seperti ini, kita tidak boleh lengah sedikitpun.
Agus: Ya, komandan benar.
Bima: Lokasi penyerbuan kita besok di Pondok Pesantren Karawang yang menjadi target utama teroris.
Dimas: Kenapa harus kita yang ditugaskan langsung di lokasi utama? Padahal TNI muda lain masih banyak.
Bima: Mereka belum punya cukup pengalaman Dimas. Lagipula besok bukan kita saja yang ditugaskan disana, tapi ada 4 orang tambahan lain dan juga para TNI muda yang berjaga di sepanjang lokasi yang dianggap mencurigakan. Mereka tetap membantu kita pada posisi jarak jauh
Agus: Iya, senior seperti kita lebih berpengalaman dalam memberantas teroris. Bagaimanapun, kita harus bisa menyelesaikan misi ini dengan sempurna. Agar tidak ada yang berani lagi teroris-teroris baru yang masuk atau berkembang di Indonesia. Jika kita berhasil memberantas mereka dengan baik, rakyat Indonesia tak perlu takut lagi setelahnya.
Bima dan Dimas: kitapun mengharapkan hal yang sama..


Scene 7 (Eks. di Halaman Pondok Pesantren) 

Pemain: Bima, Dimas, Agus, Anton, Dika, Herman, Dylan, dll. 

Seluruh warga, anak didik pesantren dan ulama yang mengajar atau bertempat tinggal disana segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Kedatangan para musuh yang diperkirakan jatuh pada sore hari ternyata tidak tepat. Musuh langsung menyerang setelah ibadah sholat dzuhur dilaksanakan. Di siang terik itu, TNI AD mati-matian menghadapi teroris.

DUAR.... DUARRR
Bima: Semuanya tiarap!!
DUAR DUARRR
Militan 1: Argh!!! (terkena tembakan jarak jauh TNI muda)
Bima: Anton, Dika dan Herman kalian menyerang musuh dari jarak jauh. Aku, Agus dan dan Dimas akan menyerang musuh dari jarak dekat. Untuk Dylan, amati keadaan sekitar dengan baik-baik. Jika keadaan mendesak segera hubungi Panglima atau bala bantuan. Dan juga apabila persediaan peluru yang kita bawa telah habis, lempari mereka dengan gas air mata atau bom.
Anton, Dika, Herman, Dimas, Agus, Dylan: Siap Komandan!
Bima: Bagus. Lakukan tugas kalian!
Anton, Dika, Herman, Dimas, Agus, Dylan: Siap Komandan!

Jumlah tentara ISIS yang menjadi tersangka di Karawang itu hanya tiga orang saja. Walau sedikit, mereka cukup membuat TNI AD Indonesia kewalahan. Suara tembakan begitu kentara dengan kesunyian di sekitar pondok pesantren. Tak jauh dari lokasi utama,  para TNI AD lain ikut  membantu memusnahkan para teroris.

DUAR DUAR DUAR
Bima: (berjalan pelan sambil mendekati militan) (bicara berbisik) Gus, kau tembaki salah satu militan itu di kakinya. Sepertinya dia sudah terluka sebelum kita menyerang mereka. Berterimakasihlah pada tentara muda itu.
Agus: Siap komandan!
DUARRR DUARRR DUARRR
Militan 1: Argh!!! (memegangi kaki yang tertembak)

Akhirnya Tentara AD Indonesia berhasil melumpuhkan satu tersangka militan ISIS. Tinggal tersisa 2 militan lagi sebelum teror ini berhasil ditumpaskan. Sisa dari militan ISIS telah berpencar meninggalkan satu sahabat karibnya mengais udara sebelum ajal menjemputnya.

Bima: Aku akan mendekati salah satu militan itu, kalian cari militan lain yang tersisa.
Agus dan Dimas: Siap komandan!
Bima: (Berjalan pelan mendekati militan yang terlihat tak bernafas) (menyenggol tubuh militan dengan senjata) Sudah tidak bernafas. (ia hendak meninggalkan militan itu) (senjata laras panjang telah menempel di kepala belakangnya).
Militan 2: Dasar bodoh, pengecut di bawah kakimu itu hanya umpan. Harusnya dia mati nanti. Ck, dia memang lemah. Ucapkan kata-kata terakhirmu sebelum kepalamu kulubangi.
Bima: (Bima diam tak menjawab) VO-Ajal sudah menjemputku...Maafkan aku Arti...Maafkan aku Indonesia... (menggerakkan tangannya untuk menembak militan) (Bima kalah cepat dan ia tergeletak di tanah)
Militan 2: Baiklah jika itu maumu.
DUAR DUAR DUARRR
(Dimas mendengar suara tembakan, langsung mendekati lokasi Bima terakhir) (Ia syok melihat kepala Bima yang sudah bersimbah darah)

Dimas yang telah dikuasai amarah dengan tanpa perasaan menembaki tentara ISIS itu membabi buta. Hingga militan yang menembak Bima mati ditempat.

(SUARA BOM)
Dimas: Bima!!!! (berlari mendekati Bima) (meletakkan senjata) (membuka baju kebesaran Bima) (menekan-nekan dada Bima) (merasakan nafas Bima terputus-putus) (meraih walkie talkie) (menghubungi Dylan) CEPAT KEMARI DYLAN! KOMANDAN TERLUKA PARAH!
Dylan: Sebentar lagi, aku masih memberi P3K pada tentara lain. Disini banyak yang terluka dari bom bunuh diri yang ditanam tentara ISIS di bawah tanah. Aku akan hubungi petugas medis.  
(suara ambulans)

Tak lama petugas medispun datang ke lokasi. Sudah diklarifikasi bahwa tiga tentara ISIS telah mati. Satu diantaranya mati karena bom bunuh diri. Adu senjata itu kini meninggalkan kerusakan serta hilangnya nyawa salah satu komandan terbaik TNI AD. Bima...Jenazah Bima yang sudah agak membiru itu kemudian segera diangkut oleh petugas medis untuk dibawa ke rumah sakit terdekat.

Scene 8 (Eks. Bandar Udara Internasional Juanda)

Pemain: Orang Tua Arti dan Bima, Arti, Anggota-anggota TNI, Jenazah Bima,dll

Setelah dilakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Karawang, Bima dinyatakan meninggal. Peluru yang menembus batok kepalanya melesat jauh ke dalam dan tak bisa diselamatkan.  Dokter yang menanganinya mengatakan jika Bima telah meninggal sebelum dia sampai di rumah sakit. Jenazah Bima diterbangkan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta ke Bandara Internasional Juanda Surabaya kemudian diserahkan kepada keluarga. Proses penyerahan jenazah secara militer ini diselimuti keharuan luar biasa.

(Arti mengenakan pakaian serba hitam) (orang tua Bima dan Arti juga berpakaian hitam)
-Upacara Militer-
Arti: Kak Bima.... hiks hiksss (pingsan)
Ibu Arti: Arti.. Arti... hikss (memeluk Arti erat.)

Bima telah menjadi Tentara kesekian yang gugur di medan penembakan. Berita meninggalnya Bima sangat menohok hati keluarga dan kekasihnya-Arti. Mereka tidak pernah menyangka jika Bima akan pergi secepat itu. Di sisi lain, mereka menyadari bahwa tugas TNI yang menjadi benteng pertahanan Indonesia memang luar biasa berat hingga harus mengorbankan nyawa mereka sendiri demi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Semoga drama ini menginspirasi para pelajar dan remaja Indonesia, bahwa makna esensial dari pahlawan itu adalah kamu yang berani melawan kejahatan dan dengan rasa tanggung jawab besar mau melindungi mereka yang kamu cintai.


~~~ SEKIAN ~~~



 PENULIS: RETMA AYU NINGTIAS
CREDIT JANGAN LUPA DISERTAKAN YA ^^

Kumpulan Kata-Kata Bijak (Quotes) Mario Teguh Part 6

Thursday, December 24, 2015

Memotong Gambar dengan Fasilitas "Paint"

MEMOTONG GAMBAR DENGAN FASILITAS "PAINT"

Hallo sobattt!!!!

Ketemu lagi dengan sayaaaa~~

Kali ini kita akan membahas 'memotong gambar dengan fasilitas paint'

Temen-temen pasti sering kan motret gambar atau screenshot gambar? Sering dong.. Hehehee.. Nah kali ini kita akan membahas itu.. Temen-temen juga pasti sering mengalami sindrom dimana sewaktu sobat menyecreenshot gambar ada bagian yang sobat tidak inginkan. Atau bahasane dibuang gitu ajalah :v. 

Fasilitas paint sudah tersedia di setiap jenis laptop. Sobat tidak perlu banting laptop atau bawa ke tukan servis laptop -karena pake biaya- cuma buat motong gambar itu. OOh atau lebih parahnya biar greget sobat 'motong' pake gunting? -_-. #GREGETMACDOG *_*

Udah ah.. 

Caranya kagak sulit kok sobat. Ikuti aja yee... 

1. Pilih file yang akan di edit  



2. Setelah sobat memilih file yang akan diedit, sobat klik kanan dan pilih pilihan 'edit'.


3. Setelah mengklik 'edit' tersebut akan terbuka tampilan seperti gambar berikut.


* Jika gambar terlalu besar, sobat tinggal memperkecil ukuran gambar tersebut di bagian 'zoom' yang terletak di bagian kanan bawah. 





4. Setelah itu sobat arahkan kursor di 'select' dan pilih 'rectangular selection'.


5. Setelah memilih 'rectangular selestion' nanti akan muncul tanda 'plus dengan lubang kecil ditengahnya' *sepertiitulahkirakira -_-, nah sobat arahkan tanda(?) tersebut di bagian gambar yang ingin sobat ambil potongannya. 


6. Kemudian, sobat arahkan kursor pada image 'crop'.



 7. Hasilnya adalah....







OKEHH SOBATTT

Cukup mudah bukan? Mudah kannn hehehhee...

Itu tadi sedikit tutorial dari saya, hehehehe.

Semoga bermanfaat ^^....

-Retma Ayu Ningtias-















 

Kumpulan Kata-Kata (Quotes) Mario Teguh part 2

Kumpulan Kata-Kata Bijak (Quotes) Mario Teguh part 1